Selasa, 06 November 2018

"Saya Di Perkosa Lima Kali Seminggu" Cerita Seorang Pekerja Indonesia Di Taiwan


Domino228 - Setiap tahun, lebih dari 100 kasus penyerangan seksual terhadap pekerja migran yang di laporkan di Taiwan. Para pelakunya hampir selalu majikan para migran, kerabat terdekat, atau makelar penyalur kerja. Berikut laporan wartawan BBC di Taiwan, Cindy Sui.

Pada September 2016 lalu, seorang asisten rumah tangga di Taiwan merekam kejadian ketika dia diperkosa oleh majikannya yang memperkerjakannya untuk merawat sang ayah yang sudah renta.

Rekaman video itu di unggah ke Youtube, namun tak lama kemudian dicabut dari laman tersebut. Kepada BBC, kepolisian mengatakan bahwa majikan dalam video itu tampak menyerang asisten rumah tangga tersebut, walau siperempuan itu memohon dia untuk berhenti dan mencoba mendorongnya.

Perempuan tersebut mengaku kepada polisi bahwa dia telah diserang secara seksual berulang kali. Dia telah mengirim rekaman video penyerangan ke makelar agar agen penyalur kerja memindahkannya me majikan lain, namun upaya itu sia sia.

Dia kemudian mengirim video itu ke seorang teman, yang lalu mengunggahnya ke media sosial demi mempublikasikan aksi kejahatan tersebut. Kasus ini sontak membuat peristiwa penyerangan seksual terhadap warga Indonesia dan pekerja migran lainnya di Taiwan menjadi sorotan.

Wartawan BBC, Cindy Sui, berupa Menghubungi perempuan yang bersangkutan melalui dinas kesejahteraan sosial Taiwan yang memberikannya tempat penampungan. Namun, dinas itu mengingatkan Cindy Sui bahwa perempuan itu tidak patut diwawancarai karena kasusnya sedang diinvestigasi dan kondisi emosional si perempuan tengah terguncang.

Meski demikian seorang perempuan lain yang sedang memperjuangkan kasusnya di pengadilan sepakat angkat bicara asalkan BBC menyembunyikan identitasnya.

Perempuan itu berusia 22 tahun ketika ddatang pertama kalinya di Taiwan untuk mendapatkan uang demi menopong keluarganya.

Namun, tak lama setelah mulai bekerja disebuah restoran, dia mengklaim adik majikannya memperkosanya. Pria tersebut adalah orang yang mengantarnya ke restoran setiap pagi sehingga dia bisa menyiapkan makanan sebelum staff lain dan para pelanggan datang.

"Pertama kali dia memperkosa saya ketika satu atau dua bulan setelah saya mulai bekerja disana,"kata Ery ( bukan nama sebenarnya).

"Peristiwa itu terjadi pada pagi hari setelah dia mengantarkan saya e restoran. Tiada orang lain disana. Saya tidak bisa menghentikan dia dan tidak bisa minta tolong. Saya hanya bisa menangis... Saya pikir dia hanya melakukan satu kali.. Namun itu terjadi lagi dan lagi. Dia memperkosa saya tiga hingga lima kali dalam seminggu,"paparnya.

Awalnya Ery tidak mengerti bahasa Mandarin, tidak tahu kemana harus meminta tolong, dan bahkan dia tidak punya telepon seluler atau punya waktu untuk berteman.

Selagi, tindak pemerkosaan berlanjut, dia tidak menceritakannya ke siapapun, termasuk kemajikan atau makelar penyalur kerja.

"Mereka akan mengatakan itu salah saya. Saya takut mereka akan mengirim saya pulang. Saya baru tiba disini. Saya berutang Rp 25juta kepada makelar. Saya harus membayar utang setiap bulan dan jumlah nya lebih dari utang sebenarnya karena mencakup bunga. Saya takut jiwa mereka mengirim saya pulang, saya tidak sanggup membayar utang,"tutur Ery.

Seperti kebanyakan pekerja migran lainnya, dia berutang kepada makelar penyalur kerja asal Indonesia yang mencarikannya pekerjaan dan membelikan tiket pesawat. Ditambah bunga, utang Ery mencapai Rp 40 juta, jumlah yang baru bisa dibayar Ery setidaknya selama setahun dari menyisihkan gaji.

Selain membayar utang ke makelar asal Indonesia, Ery juga harus membayar biaya bulanan dan pungutan liar kepada makelar Taiwan.

Perasaan malu juga membuat Ery tidak menceritakan derita yang dia alami kepada siapapun, termasuk keluarganya.

"Budaya di kampung halaman, orang orang yang berpikir perempuan yang telah di perkosa itu kotor. Saya merasa malu dan kotor. Saya khawatir orang orang akan memandang saya dengan rendah,. Saya tidak ingin bercerita kepada siapapun. Bahkan hingga kini saya tidak bercerita kepada ibu saya karena dia akan sangat sedih jika tahu,"kata Ery.

Ery mengaku tiada seorangpun yang curiga dengan adik majikannya.

"Dia berpura pura tidak mengenal saya ketika ada orang lain di sekitar,"ujarnya.

Ery jarang berinteraksi dengan orang lain, meskipun dia bekerja disebuah restoran yang padat pengunjung.

"Jam kerja saya sangat lama. Saya mulai bekerja pukul 06.00 untuk menyiapkan makanan bagi pengunjung dan bersih bersih sampai pukul 22.00 atau 23.00. pada akhir pekan, bisa lebih lama. Saya tidak bisa berbicara kepada siapapun saat bekerja, majikan ingin saya terus bekerja. Selama 16 bulan saya bekerja disana, saya hanya punya satu hari libur pada Hari Raya Imlek. Saya harus bekerja bahkan ketika saya sakit,"papar Ery.

Pemerintah Taiwan tidak memastikan para pekerja migran mendapat waktu libur secara rutin atau meninjau kesejahteraan mereka. Urusan semacam itu di serahkan kepada makelar penyalur kerja, yang hanya peduli kepada kepentingan majikan.

Sejumlah kelompok pelindung hak asasi manusia mengatakan peristiwa yang menimpa Ery bukan satu-satunya kasus yang terjadi di Taiwan.

"Mereka terlalu takut mengadu ke polisi, utamanya karena gaji mereka dikurangi atau disimpan oleh majikan. Mereka harus membayar biaya makelar yang tinggi, harus membayar utang, dan mesti menopang keluarga. Mereka tidak bisa pulang. Mereka tidak bebas,"kata suster Wei Wei, salah seorang pegiat HAM dari organisasi Rerum Novarum Center.

Manakala para pekerja migran melaporkan tindak kejahatan yang menimpa mereka, biasanya terlambat.

"Biasanya (pelaporan) terjadi bukan dalam periode emas, dalam kurun waktu 72 jam setelah peristiwa terjadi sehingga dokter masih bisa mengambil sampel sperma dari tubuh mereka. Mereka mungkin diserang pada hari selasa, namun mereka tidak melaporkannya sampai libur hari Minggu,"kata suster Wei Wei.

"Banyak pekerja migran di suruh majikan mereka untuk mandi terlebih dahulu setelah diserang secara seksual dan mencuci semuanya untuk memusnahkan bukti. Dengan demikian, yang kerap terjadi dalam kasus migran, buktinya kurang sehingga jaksa tidak pernah mengajukan tuntutan... Hanya segelintir majikan yang didakwa dan mereka hanya diberi sanksi atau mereka membayar korban dengan jumlah kompensasi yang kecil,"

Dari 25 kasus yang ditangani organisasi tempat suster Wei Wei bernaung, hanya tiga perempuan migran yang berhasil mendakwa pemerkosa mereka. Kemudian, dari tiga kasus itu, hanya satu yang dihukum penjara.

Adapun perempuan yang sepakat diberi kompensasi cepat cepat disuruh pulang kenegara mereka. Hukum yang berlaku di Taiwan saat ini tidak harus mengharuskan makelar penyalur kerja untuk melaporkan kejahatan.

Setahun setelah bekerja di restoran, Ery membayar utang utangnya dan kabur. Dia kemudian menemukan dua pekerjaan lain dan bekerja secara ilegal tanpa melalui jasa makelar.

Barulah ketika Ery memutuskan meninggalkan Taiwan dan ditanya mengapa dia meninggalkan pekerjaan pertamaya, dia mengungkap peristiwa yang dia alaminya.

Seperti yang dialami para korban penyerangan seksual lainnya, dia langsung ditempatkan disebuah lokasi penampungan dan didampingi pengacara. Namun, setahun kemudian, kasusnya terombang ambing.

Jaksa penuntut umum memutuskan tidak mengajukan tuntutan karena mereka menyakini klaim adik mantan majikan Ery bahwa hubungan seksual terjadi atas dasar suka sama suka.

"Dia berani mengatakan itu terjadi atas kemauan bersama. Saya benar benar merasa sakit. Saya harap dia dihukum atas apa yang dia lakukan kepada saya,"kata Ery.

Pengacara Ery telah mengajukan banding. Namun, jika jaksa menolak membuka kembali investigasi, kasus Ery akan ditutup.

Karena merasa frustasi, Ery ingin menyerah dan pulang ke Indonesia.

"Saya ingin mendirikan usaha kecil dan memperkerjakan warga Indonesia sehingga kita bisa  bekerja di Indonesia dan tidak harus pergi ke negara lain untuk bekerja,"ujar Ery.

1 comments:

  1. HAPPYPOKER99 SITUS POKER ONLINE l AGEN JUDI ONLINE TERPERCAYA l SITUS JUDI TERPERCAYA INDONESIA

    Happypoker99 Mengadakan Event Turn Over Bulan September 2019
    Turn Over Akan Di Hitung Semua Permainan Yang Khusus Hanya Di Situs Judi Online
    HAPPYPOKER99
    Mulai Dari Tanggal 01 September Sampai 30 September 2019

    Daftar ➡ Main ➡ Deposit ➡ Withdraw

    Hadiah Untuk Pemenang Promo Event Turnover Bulanan :

    ♠ Turn Over Rp 100.000.000 Bonus yang diberikan Rp. 100.000
    ♠ Turn Over Rp 200.000.000 Bonus yang diberikan Rp. 200.000
    ♠ Turn Over Rp 300.000.000 Bonus yang diberikan Rp. 300.000
    ♠ Turn Over Rp 400.000.000 Bonus yang diberikan Rp. 400.000
    ♠ Turn Over Rp 500.000.000 Bonus yang diberikan Rp. 500.000

    Menerima Deposit Mengunakan Via Pulsa & Dompet Digital Seperti : TELKOMSEL, XL & OVO

    ♠ POKER ♠ DOMINO ♠ CEME ♠ CEME KELILING
    ♠ CAPSA SUSUN ♠ OMAHA ♠ SUPER 10 ♠ BLACKJACK

    Hubungin Kami Segera :
    WhatsApp : +855.11.983.665
    LINE ID : HappyPoker99
    LiveChat : POKERHAPPY99

    🇲🇨 MERDEKA 🇲🇨

    KLIK DISINI

    KLIK DISINI

    BalasHapus